17 Juli 2020. hey u

kemarin kamu datang dengan wajah yang begitu datar, dengan gaya berjalan yang masih sama.
ntah dengan perasaan yang berbeda mungkin? pasti. kataku.

Dia. dengan gaya dinginnya yang baru, sejak kapan ia belajar seperti itu?

hai,
saya minta maaf,
untuk segala perlakuan yang pernah sampai benar-benar menyakitimu, kawan.

saya benar-benar sudah tahu dimana salah saya,
harusnya, kalau memang saya menolak, silakan ditolak saja, kan?
tanpa bercerita ria pada seluruh penduduk bumi.
saya salah. sekali lagi.

hei, saya tahu apa kalau cerita penduduk bumi bisa sampai ketelingamu?
Ah, mulutkupun bercerita ria seolah benar-benar melampiaskan seluruh rasa!
kali itu, saya benar-benar lupa mengaksara!
kalau mungkin saat itu saya tahu mereka akan menceritakannya padamu, ntah itu dengan gaya berlebihan mereka, atau mungkin cerita yang berbeda lagi,
pasti saya tidak akan menceritakan pada mereka.
saya akan lebih memilih bungkam, membisu, dan lebih baik kuceritakan pada lembaran kertas.

Terima kasih untuk orang-orang yang selalu menerimaku apa adanya,
karena tidak semua orang benar-benar bisa stay dengan kita,
tidak semua orang benar-benar menerima kita.

dengan segala kekurangan yang pernah menyakiti,
tolong tegur saya jika saya tiba-tiba salah dan kehilangan arah :(

Ternyata setelah sampai diparagraf ini, saya menemukan jawaban atas dinginmu.
kau trauma menjadi dirimu sendiri dihadapanku.
kau berubah denganku, kau tak lagi sama, kau bahkan bukan seperti kawan lagi.
kau takut cerita itu terulang lagi,
kau takut, ada lagi cerita penduduk bumi yang membuatmu malu,
lalu...
berakhir pada kebencianmu padaku.

Tidak apa,
semua memang karenaku, kali ini tidak akan kupanggil dirimu lagi!
pergilah...
saya mengikhlaskanmu, orang yang dulu kuanggap sahabat.

Ah, lucu juga ya, cerita kita.
semoga,
semoga,
semoga,
lekas pulih semua ini.

saya belajar banyak hal,
bahwa yang ternyata sepele dimata kita, bisa jadi paling berharga dimata orang lain :)

salam maaf,

suatu saat jika kau baca ini,
tolong hilangkan egomu,

maafkan saya yang masih belajar tentang hidup.

Komentar

Anonim mengatakan…
Seru juga ya.. ternyata emang bener kata game slendrina yg dimainin pas ramadhan di sebuah masjid kecil.. "semakin dekat seseorang, maka semakin besar kemungkinan untuk menyakiti."

Ah, yang tabah kawan. Esok lusa kulihat masa depan mu terang.
Nur Faizah mengatakan…
"tapi sesekali, merekalah ternyata yang paling bisa memberi kebahagiaan meski sesederhana itu"

iya, tabah, harus. Apa2 kudu selalu diikhlasin aja.

Aamiin,
I know it's u anon, it's 10.371 km far awayy.

Postingan populer dari blog ini

Kalau ada waktu,