TEATER BY XI IPA 1 "REDUP MEMUDAR"
Sutradara : Ade Kurniawan Saputra
Narator : Fadhilah Rizka Muthiah
Pemeran
Sedih :
Sulistina Cahayani
Bodoh :
Rahmi Maharani
Was-Was :
Nur Faizah
Keras :
Azzuhri Qadrawi A.
A : Nurul
Auliyah
B :
Mursyidatul Fadhliah
C : Indri
Safitri
D : Raya Zul
Asyraf
I : Muh.
Nurfaizi
E : Wildan
Husnunnuha
Backstage
Properti Dan
Lighting : Fathul Ramadhan , Laode Musahili
Dan Shiddiq Mansur
Dokumentasi
: Resky Valiza
Tata Rias :
Annisa Dewi Isnaeni , Ainun Jannatun Dan Choirunnisa
Tata Busana
: Irma Indriana Dan Naylawati Bachtiar
Poster Dan
Dekorasi : Junaydi Rizka Pratama
SINOPSIS
Manusia adalah
manusia dan hidup adalah perjuangan , adalah Allah SWT yang kita yakini di atas
segalanya dan sesungguhnya kita tidak memiliki kuasa apa-apa. Teater ini
menceritakan tentang sifat-sifat manusia tentang kehidupan di dunia.Kehidupan
adalah suatu pilihan bagi manusia. Begitu banyak yang telah terjadi pada
manusia yang membuat mereka bingung , sedih , takut dan marah atas apa yang
terjadi pada mereka. Hmmm… manusia selalu saja mengeluh dengan kehidupannya. Iblis
yang selalu menggoda dan menakut-nakuti mereka membuat manusia makin marah dan
gunda atas kehidupan yang mereka jalani. Di saat keadaan marah dan gunda
tersebut selalu ada malaikat yang menjadi penenang dan pemberi solusi atas
sifat-sifat manusia yang mereka jalani di dunia. Namun , manusia masih memiliki
ego masing-masing sehingga mereka masih saja menyalahkan kehidupan mereka di
dunia.
NASKAH TEATER
Manusia adalah manusia dan hidup adalah perjuangan, adalah
Allah yang kita yakini di atas segalanya maka sesungguhnya kita tak punya
kekuasaan apa-apa…..
Pentas
Teater I Babak
Suasana Panggung Sepi dan Hampa
(
ILUSTRASI MUSIK SAYUP – SAYUP MEMULAI KEHIDUPAN )
Narasi (DILLA)
: Hm ….. Manusia hidupnya penuh sandiwara
kala bulan merangkak perlahan
sang malam beranjak ke peraduan
semua hitam
tak ada warna kehidupan
manusia terlahir …?
manusia lahir dari beribu peranan
manusia lahir sangat menyedihkan
TOKOH
SEDIH MASUK DENGAN EKSPRESI TANGISAN
Narasi (DILLA)
: Hm ….. Manusia selalu saja bersandiwara
tak perduli ada tangis yang merintih
tak perduli ada jiwa yang terkikis
semua hampa
hampa ….. tak ada arti
manusia berwujud dalam kebodohan
TOKOH
BODOH MASUK DENGAN EKSPRESI GERAK DAN MIMIK
Narasi
(DILLA)
: Manusia ada saja ceritanya
kadang mereka tak mengerti pada hukum
yang mengikat
tak tahu pada norma yang berlaku
semua tak menentu
berat ….. berat …..
manusia dibelenggu kegundahan
TOKOH
WAS – WAS MASUK DENGAN EKSPRESI GERAK DAN MIMIK
Narasi
(DILLA)
: Wualah …… manusia …..
pikirnya hidup ini hanya di dunia
persetan pada kehidupan yang akan
datang
hidup ini hanya sekali
dan akan sayang bila lenyap tanpa
kesenangan
ehm …… manusia ….
TERJADILAH
PERTENGKARAN YANG TAK MENENTU SEMUA TOKOH ACTING DAN IMPROVISASI
ILUSTRASI
MUSIK KERAS
1.
(LITA) : Hentikan … ! hentikan …
!
Sudah akhiri saja hidup ini …
1.
(LIAM) : Jangan ….!
Percuma saja semua akan sia – sia ..
1.
(INDRI) : Kenapa harus sia – sia
..?
Kenapa harus dihentikan …?
1.
(RAYA): Biarkan manusia – manusia
itu hidup …!
Biarkan mereka jalani dengan
kesalahannya ..!
1.
(LIAM): Tapi haruskah mereka ..?
1.
(RAYA): Kenapa tidak !
A,C (LITA DAN INDRI) : Tapi
akankah mereka menanggung akibatnya …!
B. (LIAM ) : Kenapa tidak !
A,B,C,D (LITA,RAYA,LIAM DAN INDRI)
: Biar saja mereka menanggung akibatnya !
Semua Tokoh: Tidaaaaaak !!!
Tokoh Was-was (ICHA)
: Engkau tak pernah memahami, kalau hidup ini sudah kami jalani dalam
rasa takut yang tiada henti..
Tokoh Sedih (SULIS)
: Oh aku selalu sedih…
Hidupku selalu menderita
Engkau tak pahami kami!
Tokoh Bodoh (AMMIM)
: A…. aku tak tahu
A …. aku tak mengerti
Engkau tak pahami kami..!
Tokoh Keras ( AWI )
: Diam … diam …!
Kalian ngomong apa.. ?
Kau .. kau … kau … kau …! Munafik !
Kita adalah manusia pemburu kesenangan
Ha…. ha ….. ha ….
A,B,C,D (LITA,
RAYA , LIAM DAN INDRI) : MANUSIA ADALAH MANUSIA DAN HIDUP ADALAH
PERJUANGAN
(
DI ULANG-ULANG )
Semua Tokoh
: Tidaaak … ¡
DIAKHIRI
DENGAN SUARA KERAS MENGGELEGAR
I (ASEP)
: Datanglah padaku … ¡
Bagai air yang mengalir dari mata air
Laksana kesejukan yang berhembus dari
angin yang semilir
Akan kusisihkan bebanmu
Akan kusibak jalanmu
Akulah cahaya akulah lentera bagimu
E (WILDAN)
: Demi langit dan matahari
dan hari – hari yang telah kau jalani
tak pernah kulepas napas – napas
keresahanmu
mendekatlah padaku
kita bangun langkah juang yang baru
akulah guru bagimu akulah harapan
bagimu
Tokoh was -was ( ICHA)
: Aku benci akan do’a – do’a
Tokoh bodoh (AMMIM) : Aku muak akan
do’a – do’a
Tokoh keras ( AWI ) :Aku muak akan do’a-do’a yang keluar dari mulut berbisa kalian.
I (ASEP)
: Aku sedih …. aku kecewa pada manusia
kenapa harus memilih yang tak pasti
bila keyakinan kau lepas dalam
genggamanmu
raihlah hidupmu
akulah pelita bagi jalanmu..!
E (WILDAN)
: Hentikan … !
satu lagi kaki melangkah, maka
kebenaran akan lepas dalam hidupmu..
mengapa harus keyakinan kau pindahkan
berpijak …
(
DENGAN ACTING DAN GERAK TAK MENENTU BERAKHIR DENGAN DENTUMAN SUARA KERAS )
I dan E (ASEP
DAN WILDAN) : Angin bertiup
waktu berputar
tak ada sebatang rantingpun yang tahan
berpijak
dan sayap – sayap tak lagi membentang
aku tak perduli.. !
oh … cahaya … cahaya redup bersinar …
oh … cahaya … cahaya redup memudar …
semua tokoh : aku tidak tahu…………
MATI
LAMPU (TAMAT)
Nur Faizah

Komentar