Rumah yang bukan lagi rumah

 Ternyata hari ini mamah rasa,kan? rumah yang tak lagi rasanya menjadi rumah, alias bukan lagi tempat pulang terbaik. rumah yang malah jadi hiruk pikuk duniawi, pusing dengan segala keriuh-an, dan segala tekanan-tekanan atau tuntutan-tuntutan didalamnya. 

Terlalu banyak yang kita inginkan.

Dimakan ekspektasi sendiri,

Meng-IYAkan segala isi pikiran nyata-nyatanya bisa membunuh diri sendiri mah, mental, fisik, psikis.

Itulah perasaanku bertahun-tahun lamanya. ramai tapi sendiri. dituntut bukan diajak diskusi. alhasil perasaanku mengalahkan berbagai perintah-perintah. Mungkin itu sebabnya, keluar dari kota ini, adalah tempat terbaik.


Komentar

Anonim mengatakan…
If that's your problem, try to brighten your home with Qur'an.
Nur Faizah mengatakan…
4th sept.19.07, makasih anon, auto nangis.

Postingan populer dari blog ini

Kalau ada waktu,